top of page

Holydae : Omah Kayu + Paralayang [4/15]

  • G
  • Dec 7, 2016
  • 3 min read

Salam Cayang , jumpa lagi bro sis setia pembaca website kami ... Di hari yang ke empat ini , kami tidak pergi ke gunung , air terjun , mata air. Tapi , dihari yang ke empat ini , kami pergi ke Omah Kayu dan Paralayang ( sekaligus liat view kota Malang - Batu dari atas , ya itung - itung juga tes adrenalin laa , tapi bukan adrenalin kecepatan kayak di roller coaster gituu , tapi adrenalin ketinggian ) .. Ok , lanjuttt ....

Omah Kayu Malang-Batu yang memiliki tagline ‘Not Just Tree House’ ini juga berada di dalam objek wisata Gunung Banyak dan bersebelahan dengan wisata paralayang. Omah Kayu memiliki konsep rumah dengan bahan kayu yang kuat dan kualitas bagus (kayu eukaliptus, pinus serta kasuarina) yang didirikan di atas pohon pinus pada lereng bukit. Pemandangan indah dari masing-masing ruangan di Omah Kayu inilah yang menjadi daya tarik utama para tamu untuk menginap atau para wisatawan yang datang hanya untuk sekedar foto-foto. Lokasi, tata letak dan bahan untuk membangun Omah Kayu ini bisa dibilang sebagai daya tarik utama dari Omah Kayu. Lokasinya yang berada di lereng bukit dan terletak diantara pepohonan membuatnya terlihat cukup unik. Ditambah lagi bahan kayu yang digunakan untuk membangun Omah Kayu ini selalu berhasil membuat para pengunjung untuk berfoto dengan latar objek wisata pemandangan alam favorit di Kota Batu ini. Mulai dari pintu masuk Omah Kayu hingga ke masing-masing rumah atau kamar yang ada, pengunjung akan melewati jalan menuruni bukit yang cukup curam. Sepanjang jalan turun tersebut akan ada bangku pendek (dingklik) dari kayu yang bisa pengunjung duduki sambil menikmati keindahan pemandangan lembah, sawah dan bangunan-bangunan di kota Batu dari ketinggian.

Harga untuk masuk ke Omah Kayu ini , sangat lah murah . Kita hanya perlu menyiapkan uang sebesar Rp 10.000 / orang. Rp. 5000 untuk akses pengunjung , namun hanya sampai di objek wisata paralayang serta bisa berjalan-jalan ke Omah Kayu besar yang baru dibangun. Sedangkan untuk masuk ke Omah Kayu di lereng bukit yang merupakan tempat menginap serta spot foto utama perlu membayar lagi tiket masuk Rp. 5000/orang.

Nah , jika kalian tidak puas hanya berkunjung ke Omah Kayu , tenang ajaa , hanya berjalan kurang lebih 250 m dari pintu keluar Omah Kayu , kita dapat beruji adrenalin , yaitu dengan Paralayangg *yey* #sumpah asik bener paralayang#. Namun , sebelum nya kita perlu mendaftar kan diri hmm atau antri gitu deh , ada nomor antriannya juga. Jadi , nama kita ditulis di tempat pendaftarannya sana , lalu kita menunggu giliran. Nah , kalo saran gue sih , kalau weekend atau holiday kesini , mending kita daftar dulu trus kita nunggu nya masuk ke Omah Kayu ,dari pada kita wasting time gituuhh , kalau udah terlanjur masuk ke Omah Kayu nya duluan , kita juga bisa kok nongkrong dulu di warung-warung deket situ.. Nyruputt teh hangatt di tempatt singg uaaaadeeemm jan merkotosss wenaaakk ee *medok e metu* wkwkwk.

Dan biaya yang kita perlukan untuk paralayang sebesar Rp. 350.000 . Whuttt ??? Mahaall amaattt?!?!?! Wahhh , jangan keburu gitu guyss .. Menurut gue , dengan harga segitu , fasilitas yang disediakan itu sangat memuaskan. Fasilitas - fasilitasnya adalahh *jeng jeng jeng jenggg* :

  1. Perlengkapan keselamatan yang sangat aman

  2. Joki yang handal dan sabar

  3. Tongsis. Whatt ?! Fasilitas tongsis ? Apaan tu maksudnya ? Jadi gini , emang kan jaman kekinian gak cewek gak cowok kalau pergi demen banget bawa hp+tongsis. Sampe-sampee sekarang pun ada persewaan Go-Pro n SLR. Nah , pada saat kita terbang , kita bisa nge V-log , selfie-selfie , nge record view persawahan dari atas , dll. Tapi , itu semua kagak boleh pake sembarang tongsis. Emang , tongsis nya itu bentuk nya sama kayak tongsis yang biasa kita pake , tapi , pada saat kita memakai fasilitas dari sono nya , tongsis nya itu ada "pengaman" tambahan nya. Jadi kek ada tali penghubungnya gitu dehh , tali nya itu di ikatkan di pengaman yang nempel di dada kitaa. Dan tongsis nya itu mayan panjang.

  4. Ojek. Gak mungkin kann abis kita terbang yang jauh bangett dari puncak saat kita akan terbang kita jalan kaki .. Yang ada nih kaki pada gemporrr wkwk. Jadi , setelah kita ndarat di landasan ndaratnya itu , cukup jalan 100 m sudah ada mas - mas ojek yang nungguin kita.

  5. Sertifikat. Kok bisa dapet sertifikat ? Iya dong , disertifikat itu ada tertulis jika kita pernah paralayang di gunung apa gitu gua lupa dan ada keterangan lain-lainnya

Pada saat persiapan akan terbang

View pada saat terbang

Usai terbang , saat mendarat

Ini dia pengalaman D'Leea Travellers pada hari ke empat , see you guys -XoXo-

 
 
 

Comentarios


RECENT POSTS:
SEARCH BY TAGS:

© 2017 by NOMAD ON THE ROAD. Proudly created with Wix.com

  • Instagram Black Round
bottom of page